Bencana banjir bandang yang menghantam enam kabupaten/kota di Sulawesi Utara sejak Rabu kemarin, sampai dengan hari ini, Kamis (16/1/2014) telah mengakibatkan 15 korban tewas dengan puluhan ribu warga yang mengungsi.
Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie memastikan bahwa stok bantuan untuk para korban banjir di Manado saat ini cukup untuk persediaan selama masa tanggap darurat atau selama dua minggu. Dirinya menyatakan bahwa bantuan untuk korban bencana banjir di Sulut tersebut mulai disalurkan. “Kebutuhan mendasar sekarang 50 ton beras, kemudian 1.000 dus mi instan sudah kita siapkan. Kemudian ikan kaleng 500-an untuk hari-hari ini harus disiapkan,” kata Salim.
Sementara itu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa bencana ini terjadi akibat kombinasi antara faktor alam dan antropogenik yang memicu terjadinya banjir bandang dan longsor yang masif di Sulawesi Utara.
Selain itu dirinya menambahkian bahwa hujan deras dipicu sistem tekanan rendah di perairan selatan Filipina, menyebabkan pembentukan awan intensif. Adanya konvergensi dampak dari tekanan rendah di utara Australia, awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut. Akibatnya, empat sungai besar di Kota Manado meluap dan menghanyutkan puluhan rumah dan kendaraan.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya bahwa banjir terjadi di enam kabupaten/kota di Sulut secara bersamaan, yaitu Kota Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe. Bencana kali ini lebih besar daripada sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 2000 yang menyebabkan 22 tewas, dan Februari 2013 yang menyebabkan 17 tewas.
Sumber : Kompas.com